BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara
guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapaitujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna
kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan
selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat
dikuasai anak didik secaratuntas. Ini merupakan masalah yang cukupsulit yang
dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai
individu dengansegala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk social
dengan latar belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang
membedakan anak didik satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual,
psikologis, dan biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai
akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah lakuanakdidik
disekolah. Halitu pula yang menjadikan berat tugas guru dalam menglola kelas
dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah
sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas,tujan
pengajaran pun sukar untuk dicapai. Hal ini kiranya tidak perllu terjadi,
karena usaha yang dapat dilakukanmasih terbuka lebar. Salah satu caranya adalah
dengan meminimalkanjumlah anak didik di kelas.
Mengaplakasikan beberapa prinsip
pengelolaan kelas. Kelasadalah upaya lain yang tidak bisa diabaikkan begitu
saja. Pendekatan terpilih mutlak dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas.
Disamping itu juga, perlu memanfatkan beberapa media pendidikan yang telah ada
dan mengupayakan pengadaan media pendidikan baru demi terwujudnya tujuan
bersama.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah:
1.
Apa pengertian
karakteristik media pembelajaran?
2.
Apa saja
karakteristik media pembelajaran?
3.
Bagaimana
penerapan karakteristik media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar?
1.3
Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah diatas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui
pengertian karakteristik media pembelajaran
2.
Untuk mengetahui
karakteristik media pembelajaran
3.
Untuk mengetahui
penggunaan karakteristik media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar
BAB II
TEORI
2.1
Pengertian Karakteristik Media
Pembelajaran
Secara etimologis, istilah
karakteristik tafsir merupakan susunan dua kata yang terdiri dari kata; karakteristik
dan tafsir. Istilah karakteristik diambil dari bahasa Inggris yakni characteristic,
yang artinya mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari
sesuatu. Dalam kamus lengkap psikologi karya Chaplin, dijelaskan bahwa karakteristik
merupakan sinonim dari kata karakter, watak, dan sifat yang memiliki pengertian
di antaranya:
1
Suatu kualitas
atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal yang dapat dijadikan cirri untuk
mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek, suatu kejadian.
2
Intergrasi atau
sintese dari sifat-sifat individual dalam bentuk suatu untas atau kesatuan.
3
Kepribadian
seeorang, dipertimbangkan dari titik pandangan etis atau moral.
Jadi di antara pengertian-pengertian
di atas sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Chaplin, dapat disimpulkan
bahwa karakteristik itu adalah suatu sifat yang khas, yang melekat pada
seseorang atau suatu objek.
Media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya (Briggs, 1977). Kemudian menurut National Education
Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras.
Menurut salah seorang ahli yaitu
Kempt, dia mengemukakan bahwa karkteristik media merupakan dasar dari pemilihan
media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Klasifikasi media dan pemilihan
media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi
pembelajaran. Ada beberapa karakteristik media pembelajarn menurut para ahli,
diantaranya adalah karakteristik media pembelajaran menurut Arief S. Sudiman
dkk dan karakteristik media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely.
2.2 Karakteristik Media Pembelajaran Menurut
Arief S. Sudiman dkk
Usaha pegklasifikasian di atas
mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri khas suatu media berbeda menurut
tujuan atau maksud pengelompokkannya. Dari contoh pengelompokan oleh Schramm,
kita dapat melihat media menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya
yang dapat diliput, dan kemudian kontrol
pemakai. Karakteristi media juga dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan
rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun
penciuman, atau kesesuaiannya, dengan tingkatan hierarki belajar seperti yang
digarap oleh Gagne, dan sebagainya. Karakteristik media ini sebagaimana
dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan
situasi belajar tertentu. Dia mengatakan “
the question of what media attributes are necessary for a given learning
situation becomes the basis for media selecation”. Jadi klasifikasi media,
karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.
Untuk tujuan-tujuan praktis, dibawah
ini yang akan dibahas karaktristik beberapa jenis media yang lazim dipakai
dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.
1.
Media Grafis
Media grafis termasuk media visual.
Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan
pesan dari sumber ke penerimaan pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indra
penlihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol
komunikasi visual.
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami
benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain
fungsi umum tersebut, secara khusus grafik brfungsi pula untuk menarik
perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menhiasi fakta yang
munkin akan capat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Selain sederhana dan mudah
pembuatannya media grafis termasuk media yang relative murah ditinjau dari segi
biayanya. Banyak jenis media grafis, beberapa di antaranya akan kita bicarakan
dalam bahasan di bawah ini.
a.
Gambar/Foto
Di
antara media pendidikan, gamabar/foto adalah media yang paling umum dipakai.
Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat mengerti dan dinikmati di mana-mana.
Oleh karena itu, pepatah cina yang
mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata.
Beberapa kelebihan media gambar foto
yang lain dijelaskan di bawah ini.
1)
Sifat konkret;
Gambar/Foto lebih realistis menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media
verbal semata.
2)
Gambar dapat
mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa
dapat di bawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke
objek/peristiwa tersebut. Gambar atau foto dapat mengatasi hal tersebut. Air
terjun Niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin, atau bahkan semenit
yang lalu kadang-kadang tak dapat kita lihat seperti apa adanya. Gambar atau
foto amat bermanfaat dalam hal ini.
3)
Media gambar/foto
dapat mengatasi ketrbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak
mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam
bentuk gambar atau foto.
4)
Foto dapat
memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan tingkat usia berapa saja,
sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
5)
Foto harganya
murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memperlukan peralatan khusus.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut,
gambar/foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu:
1)
Gamabr/foto
hanya menekankan presepsi indra mata;
2)
Gambar/foto
benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran;
3)
Ukurannya sangat
terbatas untuk kelompok besar.
Bagaimana gambar/foto yang baik
sebagai media pendidikan itu? Tentu saja adalah gambar/foto yang cocok dengan
tujuan pembelajaran. Selain itu, ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh
gambar/foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan.
1)
Autentik. Gambar
tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalu orang melihat benda
sebenarnya.
2)
Sederhana. Komposisi
gambar hendaknya cukup jelas menunjukan poin-poin pokok dalam gambar.
3)
Ukuran relatif. Gambar/foto
dapat membesarkan atau memperkecil objek/benda sebenarnya. Apabila gambar/foto
tersebut tentang benda/objek yang belum
dikenal atau pernah dilihat anak maka sulitlah membayangkan berapa besar benda
atau objek tersebut. Untuk menghindari itu hendaknya dalam/foto tersebut
terdapat sesuatu yang telah dikenal anak-anak sehingga dapat membantunya
membayangkan gamabar. Bandingkanlah kedua gambar di bawah ini. Anak yang belum
melihat ikan paus tentulah sulit membayangkan berapa besarkah ikan tersebut.
Dengan pertolongan gambar orang dan gajah pada gambar 2.7 dapat dibedakan
ukurannya sehingga pesan tersebut semakin jelas.
4)
Gambar/foto
sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik tidaklah menunjukan
objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.
5)
Gambar yang
bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi
mutu kurang, gambar/foto karya siswa sendiri sering kali lebih baik.
6)
Tidak setiap
gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar
hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
b.
Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau
draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap
orang yang normal dapat belajar menggambar, setiap guru yang baik haruslah
dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk seketsa. Sketsa, selain dapat
menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas
penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan sebab media ini disebut
langsung oleh guru.
Seorang guru dapat menerangkan proses perkembangbiakan kupu-kupu
secara lisan/verbal. Kalau mau jelas tentu saja sebaiknya menunjukan
benda-benda sebenarnya kupu-kupu, telor, ulat, kepompong, serta proses itu
sendiri. Kalau itu tak mungkin, guru bisa menunjukan gambar/fotonya. Tetapi itu
memerlukan waktu dan biaya.
Sketsa dapat dibuat secara cepat sementara guru
menerangkan dapat pula dipakai untuk tujuan tersebut.
c.
Diagram
Sebagai suatu gambar sederhana yang
menggunakan gari-garis dan simbol-simbol, digram atau skema menggambarkan
struktur dari objek secara gartis besar. Dengan menunjukan hubungan yang ada
antara komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ. Diagram pada
umumnya berisi petunjuk-petunjuk. Diagram menyederhanakan hal yang kompleks
sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Beberapa cari diagram yang perlu diketahui adalah:
1)
Digram bersifat
simbolis dan abstrak sehingga kadang-kadang sulit dimengerti;
2)
Untuk dapat
membaca diagram seseorang harus mempunyai latar belakang tentang apa yang
didiagramkan;
3)
Walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat,
diagram dapat memperjelas arti.
Kalau kita membeli pesawat radio atau pesawat televisi
biasanya disertai diagram yang menjelaskan secara garis besar cara kerja atau
cara menggunakan pesawat tersebut, denah rumah adalah contoh yang lain dari
diagram. Pada denah tersebut dapat kita lihat berapa ukuran rumah, jumlah
kamar, susunan kamar-kamarnya, letak pintu, jendela perabot-perabot rumah
tersebut. Diagram yang baik sebagai media pendidikan adalah yang:
1)
Benar, digambar api, diberi titel, label dan
penjelasan-penjelasan yang perlu;
2)
Cukup besar dan ditempatkan secara setrategis; dan
3)
Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum
yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
d.
Bagan/Chart
Seperti halnya media grafis yang lain, bagan atau
chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide
atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan
secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari
suatu prestasi.
Pesan yang akan disampaikan biasanya berupa ringkasan
visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting. Di dalam
bagan sering kali kita jumpai jenismedia grafis yang lain, seperti gambar,
diagram, kartun, atau lambang-lambang verbal.
Sebagai media yang baik, bagan haruslah:
1)
Dapat dimengerti anak;
2)
Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit;
3)
Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap
termasa ( up to date ) juga tak kehilangan daya tarik.
Berapa jenis bagan/chart secara garis besar dapat
digolongkan menjadi dua yaitu chart yang menyajikan pesan secara bertahap dan
chart yang menyajikan pesannya sekaligus.
Sering kali siswa bingung bila dihadapkan pada data yang
banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru hendaknya memakai chart yang dapat
menyajikan pesan secara bertahap. Chart yang bersifat menunda menyampaikan
pesan ini antara lain, bagan balikan (flip chart) dan bagan tertutup (hiden
chart).
Bagan tertutup (hiden chart) disebut juga strip charts.
Pesan yang akan dikomunikasikan mula-mula dituangkan ke dalam satu chart.
Misalnya saja pesan tersebut berupa jenis chart. Setiap jenis kemudian ditutup
dengan potongan kertas yang mudah untuk dilepas. Potongan kertas selain murah
juga menarik perhatian.pada saat penyajian satu persatu tutup itu dibuka.
Berbeda dengan itu, flip chart atau agan balikan
menyajikan setiap informasi. Apabila urutan informasi yang akan disajikan
tersebut sulit ditunjukan dalam selembar chart, bagan balikan dapat dipakai.
Bagan-bagan dari pesan tersebut ditulis/dituangkan dalam
lembaran tersendiri, kemudian lembaran-lembaran tersebut digabngkan menjadi
satu. Penggunaannya tinggal membalik satu per satu sesuai dengan bagan pesan
yang akan disajikan.
Bagan/chart yang dapat menyajikan pesan sekaligus ada
beberapa macam, antara lain bagan pohon (tree chart) bagan arus (flow
chart), bagan garis waktu (time line chart) dan stream chart.
Bagan pohon (tree chart) ibarat sebuah pohon yang
terdiri dari batang, cabang-cabang dan ranting-ranting. Biasanya bagan pohon
dipakai untuk menunjukkan sifat, komposisi atau hubungan antar kelas/keturunan.
Silsilah termasuk bagan pohon.
Bagan arus (flow
chart) menggambarkan arus suatu proses atau dapat pula menelusuri tanggung
jawab atau hubungan kerja antar berbagai bagian atau seksi suatu organisasi.
Tanda panah sering kali untuk menggambarkan arah arus tersebut.
Stream chart adalah kebalikan dari bagan pohon. Jika pada bagan pohon
dimulai dari satu hal kemudian memecah menjadi berbagai hal/bagian, maka dalam stream
chart berbagai hal tersebut pada ujung akhirnya menyimpul atau menuju ke
satu hal yang sama. Sesuatu produk dihasilkan dari berbagai bahan mentah bisa
saja kita ceriterakan secara verbal.
Bagan garis waktu (time line chart) bermanfaat untuk
menggambarkan hubungan antara peristiwa dan waktu. Pesan-pesan tersebut
disajikan dalam bagan secara kronologis. Kalau misalnya kita akan menunjukan kapan sesuatu
peristiwa sejarah mulai dan berakhir peristiwa-peristiwa apa yang terjadi lebih
dahulu dan peristiwa apa pula yang terjadi kemudian, kita dapat diperjelas
dengan menggunakan bagan garis waktu.
e. Grafik (graphs)
Sebagai suatu media visual,grafik adalah gambar sederhana
yang menggunakan titik-titik,garis atau gambar. Untuk melengkapinya seringkali
simbol-simbol verbal digunakan juga disitu.
Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif
secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan secara objek atau
peirstiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Bebeda dengan bagan,
grafik disusun berdasarkan prinsip prinsip matematika dan menggunakan data-data
komparatif. Beberapa manfaat / kelebihan grafik sebagai media.
1)
Grafik bermanfaat sekali untuk mempelajari dan megningat
data-data kuantitatif dan hubungan-hubungannya.
2)
Grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan
analisis, interpretasi dan perbandungan antara data-data yang disajikan baik
dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan, dan arah.
3)
Penyajian data grafik: jelas, cepat, menarik, ringkas,
dan logis. Semakin ruwet data yang disajikan semakin baik grafik menampilkannya
dalam bentuk statistik yang cepat dan sederhana.
Sebagai media pendidikan grafik dapat dikatakan baik
kalua memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1)
Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas;
2)
Hanya menyajikan satu ide setiap grafik;
3)
Ada jarak/ruang kosong antara kolom-kolom bagiannya;
4)
Warna yang digunakan kontras dan harmonis;
5)
Berjudul dan ringkas;
Ketentuan ini bisa ditambah lagi dengan kriteria-kriteria
berikut ini:
6)
Sederhana (simplicity);
7)
Mudah dibaca (legibility);
8)
Praktis, mudah diatur (manageability);
9)
Mennggambarkan
kenyataan (realisme);
10)
Menarik (attractiveness);
11)
Jelas dan tak memerlukan informasi tambahan
(appropiateness);
12)
Teliti (accuracy);
Ada beberapa macam grafik yang dapat kita gunakan diantaranya
adalah grafik garis (line graphs), grafik batang (barge graphs), grafik
lingkaran (circle atau pie graphs), dan grafik gambar (pictorial grphs).
Penjelasan macam grafik tersebut diuraikan dibawah ini.
1)
Grafik garis
Grafik garis atau line graphs termasuk dalam kelompok
grafik dua skala, atau dua proses yang dinyatakan dalam garis vertikal dan
garis horizontal yang saling bertemu. Baik pada garis horizontal maupun
vertikal dicantumkan angka angka yang akan menyampaikan informasi tertentu dari
pesan yang akan disajikan. Selain membandingkan dua data grafik garis dapat
menunjukan perkembangan dengan jelas penggembarannya bisa menggunakan garis
lurus, garis patah, dimulai dari kiri ke kanan, naik, turun atau mendatar.
2)
Grafik batang
Seperti
hal nya grafik garis, grafik batang juga menggunakan proses vartikal dan
horizontal. Grafik jenis ini bermanfaat untuk membandingkan suatu objek, atau
peristiwa yang sama dalam waktu yang berbeda, atau menggambarkan berbagai
hal/objek yang berbeda tentang suatu yang sama.
Kita dapat menghitung beberapa banyak kah buku bacaan
yang telah dibaca anak-anak dari perpustakaan. Selain disuruh membaca buku anak
anak ditugaskan untuk membuat sinopsisnya. Data ini pun dapat pula kita sajikan
dalam grafik batang. Selain perbandingan buku yang telah dibaca oleh siswa grafik ini juga
menunjukan perbandingan sinopsis yang telah mereka buat serta perbandingan
antara buku yang dibaca dengan sinopsis yang mereka buat.
3)
Grafik lingkaran (circle graphs atau pie graphs)
Grafik ini dimaksud untuk menggambarkan bagian-bagian
dari suatu keseluruhan serta perbandingan bagian-bagian tersebut. Berbeda dari
ketiga jenis grafik terdahulu, grafik gambar (pictorial graphs) menggunakan
simbol-simbol gambar sederhana. Selain dapat menunjukan perbandingan dalam
bentuk yang jelas dan singkat grafik gambar udah dibaca karena menggunakan
gambar-gambar tersebut.
f. kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah
suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan
suatu pesan secara cepat dan ringkasatau sesuat sikap terhadap orang, situasi
atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik
perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.
Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus
disampaikan dan menggunaannya dalam gambar sederhana. Kartun tanpa digambar
detail dengan menggunakan simbol simbol serta karakter yang mudah dikenal dan
dimengerti dengan cepat. Kalau makna kartun mengena, pesan yang besar dapat
disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama
diingat.
g.
Poster
Poster tidak
saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan trtentu tetapi dia mampu pula untuk
mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster
berfungsi untuk mempengaruhi orang-orang membeli produk baru dari suatu
perusahaan, untuk mengikuti program keluarga berencana atau untuk menyayangi
binatang dapat dituangkan lewat poster.
Poster dapat dibuat diatas kertas, kain, batang kayu,
seng, dan semacamnya. Pemasangannya bisa di kelas, di luar kelas, di pohon, di
tepi jalan, dan di majalah. Ukuranya bermacam-maca, tergantung kebutuhan. Namun
secara umum, poster yang baik hendaklah:
1)
Sederhana;
2)
Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok;
3)
Berwarna;
4)
Slogannya ringkas dan jitu;
5)
Tulisannya jelas;
6)
Motif dan disain
bervariasi.
h.
Peta dan Globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan
data-data lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi
tentang:
1)
Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai-sungai,
gunung-gunung, dan bentuk-bentuk daratan serta perairan lainnya.
2)
Tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang
lain;
3)
Data-data budaya dan kemasyarakatan seperti populasi atau
pola bahasa/adat istiadat; dan
4)
Data-data ekonomi, seperti hasil pertanian, industri atau
perdagangan internasional.
Selain itu, kelebihan lain dari peta dan globe, dipakai
sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
1)
Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik,
daerah kepulauan dan lain-lain;
2)
Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan
pengaruh-pengaruh geografis;
3)
Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi
dan distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi
yang sebenarnya.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, peta dan
globe sangat penting untuk mengkonkretkan pesan-pesan yang abstrak.
i.
Papan Flanel/Flannel Board
Papan flanel adalah media grafis yang efektif sekali
untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan
berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang
akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah sehingga dapat dipakai
berkali-kali. Selain gambar, di kelas-kelas permulaan sekolah dasar atau taman
kanak-kanak, papan flanel ini dipakai pul untuk memempelkan huruf dan
angka-angka.
Karena penyajiannya seketika, selain menarik perhatian
siswa, penggunaan papan flanel dapat membut sajian lebih efesien.
j.
Papan Buletin (Bulletin Board)
Berbeda dengan papan flanel, papan buletin ini tidak
dilapisi kin flanel tetapi langsung ditempel gambar-gambar atau
tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin
dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
Berbagai jenis media grafis yang diuraikan di depan
(gambar, poster, sketsa, diagram, chart) dapat dipakai sebagai bahan pembuatan
papan buletin. Selain itu, papan buletin dapat dibuat dari pesan-pesan verbal
tertulis seperti karangan-karangan (anak-anak) berita, feature, dan sebagainya.
2. Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media
audio berkaitan dengan indra pendengaran. Pesan yang akan di sampaikan
dituangkan kedalam lambing-lambang auditif, baik verbal (kedalam
kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa media dapat kita
kelompokan dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetik,
piringan hitam, dan laboratorium bahasa.
a.
Radio
Sebagai
suatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media
yang lain, yaitu :
1)
Harganya relative
murah dan variasi programnya lebih banyak daripada TV;
2)
Sifatnya mudah
dipindahkan. Radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruang ke ruang lain
dengan mudah.
3)
Jika digunakan
bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal karena
program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita.
4)
Radio dapat
mengembangkan imajinasi anak.
5)
Dapat merangsang
partisipasi aktif pendengar. Sambil mendengarkan, siswa boleh menggambar,
menulis, melihat peta, menyanyi, maupun menari;
6)
Radio dapat
memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan
artinya. (terutama ini sangat berguna bagi program sastra atau puisi)
7)
Siaran lewat
suara terbukti amat tepat/cocok untuk mengajarkan music dan bahasa.
8)
Radio dapat
mengajarkan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika
dikerjakan oleh guru, antara lain :
a)
Radio dapat
menampilkan kedalam guru-guru yang ahli dalam bidang studi tertentu , sehingga
dapat mengatasi masalah kekurangan guru yang layak untuk mengajar;
b)
Pelajaran lewat
radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingat
guru-guru kita jarang yang mempunyai waktu dan sumber-sumber untuk mengadakan
penelitian dan menambah ilmu, sehingga bisa dibayangkan bagaimana mutu
pelajarannya;
c)
Radio dapat menyajikan
laporan-laporan seketika. Pelayanan radio yang sudah maju mempunyai banyak
sumber di perpustakaan arsipnya yang siap dipakai;dan
d)
Siaran-siaran
yang aktual dapat memberikan suasana kesegaran pada sebagian besar topik.
e)
Radio dapat
mengerjakan hal-hal tertentu yang tak dapat dikerjakan oleh guru. Dia dapat
menyajikan pengelaman-pengalaman dunia luar ke kelas. Kisah petualangan seorang
pengembara bisa dituturkan ke kelas-kelas secara langsung lewat radio;
9)
Radio dapat
mengatasi batasan ruang dan waktu; jangkauannya luas.
Selain
kelebihan-kelebihan tersebut, sebagai media pendidikan radio mempunyai
kelemahan-kelemahan pula, antara lain:
1)
Sifat
komunikasinya hanya satu arah (one way communication);
2)
Biasanya siaran
disentralisasikan sehingga guru takda[pat mengontrolnya, dan
3)
Penjadwalan
pembelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi siaran radio ke
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sering kali menyulitkan.
b.
Alat perekam
pita magnetic
Alat
perekam pita magnetik (magnetic tape recording) atau lazim-nya orang
menyebutnya tape recording adalah salah
satu media pendidikan yang tak dapat
diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah mendapatkannya. Ada dua
macam rekaman dalam alat perekam pita magnetik yaitu system full track recording
dan double track recording. Beberapa kelebihan alat perekam sebagai media
pendidikan di uraikan dibawah ini:
1)
Alat perekam
pita magnentik mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali, untuk merekam,
menampilkan rekaman dan menghapusnya. Playback dapat segera dilakukan setelah
rekaman selesai pada mesin yang sama.
2)
Pita rekaman
dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume.
3)
Rekaman dapat
dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai lagi.
4)
Pita rekaman
dapat digunakan sesuai jadwal yang ada. Guru dapat secara langsung
mengontrolnya.
5)
Program kaset
dapat menyajikan kegiatan-kegiatan atau hal-hal diluar sekolah. (hasil
wawancara atau rekaman-rekaman kegiatan.
6)
Program kaset
bisa menimbulkan berbagai kegiatan (diskusi, dramatisasi dan lain-lain).
7)
Program kaset
memberika efesiensi dalam pembelajaran bahasa (laboratorium bahasa).
Dibandingkan
dengan program radio, program kaset mempunyai kelemahan sebagai berikut :
1)
Daya
jangkauannya terbatas. Jika radio sekali disiarkan dapat menyiarkan pendengar
yang masal tempat-tempat yang berbeda, program kaset hanya terbatas ditempat
program disajikan saja, dan
2)
Dari segi biaya
pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
c.
Laboratorium
bahasa
Laboratorium
bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing
dengan cara menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang
dipakai adalah alat perekam.
Dalam
laboratorium bahasa, murid duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik
dan kotak suara. Siswa mendengar suara guru yang duduk diruang control lewat
headphone. Pada saat dia menirukan ucapan guru dia juga mendengar suaranya
sendiri lewat headphonenya, sehingga dia bisa membandingkan ucapanya dengan
ucapan guru. Dengan demikian dia bisa segera memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang dibuatnya.
3.
Media Proyeksi
Diam
Media
proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafik
dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selain itu, bahan-bahan
grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas
diantara mereka adalah pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi
dengan pesan media yang bersangkutan pada media proyeksi, pesan tersebut harus
diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran; terlabih
dahulu. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tapi adapula yang
hanya visual saja.
Beberapa
jenis media proyeksi diam antara lain film bingkai (slide), film rangkai (film
strip), overhead proyektor, proyektor opaque, tachitoscope, microprojection
dengan microfilm.
a.
Film Bingkai
(Slide)
Film bingkai adalah suatu filam
berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran 2 x 2 inch terbuat
dari karton atau plastic. Selain ukuran tersebut masih ada lagi ukuran yang lebih
besar, oversized slides (21/4 x 21/ 2 inch) dan lanterm slide (31/4 x 4 inch).
Film bingkai yang lazim dikenal dan akan kita bicarakan sekarang adalah yang
berukuran 2 x 2 inch.
Sebagai suatu program, film bingkai
sangat bervariasi. Panjang pendek film bingkai,tergantung pada tujuan yang
ingin dicapai dan materi yang ingin disajikan. Ada program yang selesai dalam
satu menit, tapi ada pula yang hingga satu jam atau lebih. Namun yang lazim,
satu program film bingkai bersuara (sound slide) lamanya berkisar antara 10
sampai 30 menit. Jumlah gambar (frame) dalam satu program pun bervariasi, ada
yang hanya 10 buah, tapi ada juga yang sampai 160 buah atau lebih.
Lamanya tiap gambar disorotkan ke
layar tergantung pada kebutuhan, mulai dari satu detik hingga selama waktu yang
diperlukan untuk mengkomunikasikan pesan bersangkutan. Bila program tersebut
disertai suara yang direkam, biasanya waktu proyeksinya tertentu. Bila tidak,
lama proyeksi tergantung pada berapa lama gambar tersebut perlu dilihat.
Dilihat dari ada tidaknya rekaman suara yang menyertainya, program film bingkai
bersuara termasuk dalam kelompok media audio-visual sedangkan program tanpa
suara termasuk dalam kelompok media visual.
Beberapa keuntungan penggunaan film
bingkai sebagai media pendidikan diuraikan dibawah ini:
1)
Materi pelajaran
yang sama dapat disebarkan kseluruh siswa secara serentak.
2)
Perhatian
anak-anak dapat dipusatkan pada satu butir tertentu, sehingga dapat
menghasilkan keseragaman pengamatan.
3)
Fungsi berpikir
penonron dirangsang dan dikembangkan secara bebas.
4)
Film bingkai
berada dibawah kontrol guru. Guru bebas menemukan tarkannya kecepatan dan
frekuensi putar dapat diatur. Karena yang diproyeksikan adalah gambar-gambar
statis maka siswaa dimungkinkan untuk mengamatinya secara seksama serta
pemahaman terhadap pelajaran yang bersangkutan bisa optimal.
5)
Film bingkai
baik untuk menyajikan berbagai bidang studi tertentu, dapat digunakan secara
kelompok maupun individual, tidak pandang usia.
6)
Penyimpanannya
sangat mudah (praktis).
7)
Film bingkai
dapat mengatasi keterbatasan ruang,waktu dan indra. Peristiwa atau hal-hal yang
terjadidi masa lalu atu ditempat yang jauh dpat disajikankeada siswa. Begitu
pula objek-objek kecil yang terlalu besar, berbahaya, atauterlalu kecil untuk
dilihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas lewa film bingkai.
8)
Program film
bingkai bersuara dapat menjadi media yang sangat efektif bila ibandingkan
dengan meia cetak yang berisi gambar yang sama(walaupun gambar cetak tersebut
disusun dalam urutan yang sama, disertai narasi yang sama pula). Ada sesuatu
yang seolah-olah menghipnotis audience/penonton sewaku melihat gambar yag
diproyeksikan dilayar ditempat yang gelap. Bagian dari objek- objek tertentu
yang sukar diamati ddengan mata biasa lewat gambar cetak dapat dengn mudah
ditampilkan lewat slide di layar. Gambar yang di proyeksikan di layar tampak
lebih hidup.
9)
Program film
bingkai bersuara mudah di revisi/ diperbaiki baik visual maupun audio nya. Dari
segi visual, hal ini dapat dilakukan karena tiap gambar terpisah dalam bingkai
bingkai tersendiri. Denga demikian, bila ada gambar yang harus ditukar urutan
nya, diganti atau di tambah dapat dengan mudah dilakukan. Audio nya juga mudah
untuk direvisi, apalagi bila master rekaman nya dibbuat diatas pita rekaman reel
to reel ¼ inch bukan dikaset.
10)
Film bingkai
dalah media yang relative sederhana/ mudah, baik cara membuat nyamaupun cara
menggunakan nya, dibandingkan denga media TV atau film. Biaya nya pun relative
murah. Karena kesederhanaan nya, setiap orang yang dapat memotret dapat membuat
film bingkai. Layar untuk memproyeksikan gambarnya pun tidak harus layar
khusus, tembok yang berwarna teran pun bisa dipakai.
11)
Program dibuat
dalam waktu singkat. Lama waktu yang diperlukan tergantung pada waktu untuk
melalukan hal-hal berikut.
a)
Merencanakan
produksi atau menulis naskah (1 minggu, 1 hari, 1 jam)
b)
Menggambar
grafis (1 hari, 1 jam)
c)
Memotret;
d)
Memproses film
e)
Memberi bingkai
f)
Merekam menarasi
Jika
proses tersebut lancer, dalam waktu kurang dari seminggu (bahkan dalam satu hari/
kalau diproses sendiri) kita dapat memproduksi program film bingkai bersuara.
Selain
kelebihan dan kekurangan tersebut diatas, film bingkai juga mempunyai
keterbatasan dan kelemahan yang pelu kita ketahui:
1)
Seri program
film bingkai yang terdiri dari gambar-gambar lepas merupakan kelebihan
sekaligus merupakan titik kelemahan. Karena
lepas gambar-gambar tersebut dengan mudah dapat hilang atau tertukar
apabila penyimpanannya kurang baik.
2)
Dibandingkan
dengan media audi visual yang lain seperti TV dan film, film bingkai mempunyai
kelemahan yaitu hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam. Oleh karena
itu, media ini kurang begitu efektif bila dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan
pelajaran yang bersifat gerakan.
3)
Bila tidak ada daylight screen, penggunaan program
slide suara memerlukan ruangan yang gelap. Bila ruang tak dapat digelapkan
(jendela/ventilasi ditutup kain gelap), gambaryang diproyeksikan kurang jelas
sehingga penyajian film bingkai kurang memuaskan.
4)
Dibandingkan
dengan gambar, foto, bagan atau papan flannel pembuatan film bingkai jauh lebih
mahal biayanya.
b.
Film Rangkai
Berbeda dengan film bingkai, gambar pada film
rangkai berurutan merupakan satu kesatuan. Ukuran filmnya sama dengan film
bingkai, yaitu 35 mm. Jumlah gambar satu rolfilm rangkai antara 50 sampai
dengan 75 gambar dengan panjang lebih kurang 100 sampai dengan 130 cm,
tergantung padaisi film itu. Film rangkai memiliki du ukuran gambar yaitu
gambar tunggal (single frame) (dengan ukuran 3/44 inci x 1 inci) dan gambar
ganda (doble frme) (ukuran 11/2 inci x 1 inci).
Sebagaimana
halnya film bingkai,film rangkai bisa tanpa suara bisa pula dengan suara. Suara
yang menyertai film ragkai itu dimaksudkan untuk menjelaskan isi. Selaindengan
suara yang direkam, penjelasan dapat disampaikan dalam bentuk buku pedoman atau
narasi yang ditulis di bawah gambar lalu dibacakan oleh guru atau dibaca oleh
siswaa sendiri.
Sebagai
media pedidikan film rangkai mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
1)
Seperti halnya
film bingkai, kecepatan penyajian fim rangkai bisa diatur, dapat ditambah narasi
dengan dikontrol oleh guru.
2)
Semua kelebihan
non projected still picture dimiliki oleh film rangkai.
3)
Film rangkai
dapat mempersatukan berbagai media pendidikan yang berbebeda dalam satu
rangkai, seperti misalnya: foto, bagan, dokumen, gambar, table, symbol, kartun,
dan sebagainya.
4)
Cocok untuk
mengajarkan keterampilan.
5)
Ukuran gambar
sudah pasti karena film rangkai merrupakan satu kesatuan.
6)
Penyimpanannya
mudah, cukup digulung dan dimasukkan kedalam tempat khusus.
7)
Produksinya
dalam jumlah besar relative lebih mudah per gambarnya dibandingkan film
bingkai. Film rangkai tak memerlukan bingkai; dan
8)
Dapat untuk
belajar kelompok maupun individual.
Kelemahan
pokok film rangkai dibandingkan dengan film bingkai adalah sulit diedit atau
direvisi karena sudah merupakan satu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara
local dan memerlukan peralatan laboratorium yang dapat mengubah film bingkai ke
rangkai.
c.
Media
Transparasi
Media
transparasi atau overhead tranparancy (OHT) seringkali disebut dengan nama
perangkat kerasnya yaitu OHP (overhead projector). Media transparansi adalah
media visual proyeksi, yang dibuat diatas
bahan transparan, biasanya film acetate atau plastic berukuran . Sebagai perangkat
lunak, bahan transparan yang berisi pesan-pesan tersebut memerlukan alat khusus
untuk memproyeksikannya, yaitu OHT.
OHT
adalah alat yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memproyeksikan
transparansi kearah layar. Ada OHP yang menggunakan ukuran transparansi , tapi yang lazim
adalah yang berukuran. Berbagai objek atau
pesan yang dituuliskan atau digambarkan pada transparansi bisa diproyeksikan
lewat OHP, misalnya diagram, peta, grafik, batasan, dan seebagainya.
Sebagai
media pendidikan, media transprasi mempunyai kelabihan dan keterbatasan.
Kelebihan mesia transparasi antara lain:
1)
Gambar yang
diproyeksikan lebih jelas disbanding gambar dipapan. Ruangan tak perlu
digelapkan, sehingga siswa dapat melihatnya sambil mencatat.
2)
Guru sambil
mengajar dapat berhadapan dengan siswa.
3)
Benda-benda
kecil dapat diproyeksikan hanya dengan meletakannya diatas OHP, walaupun
hasilnya berupa bayang-bayang.
4)
Memungkinkan
penyajian diskriminasi warna dan menarik minat-minat siswa
5)
Tak memerlukan
tenaga bantuan operator dalam menggunakan OHP Karen mudah dioperasikan
6)
Lebih sehat
dariipada papan tulis
7)
Praktis dapat
dipergunakan untuk semua ukuran kelas ruangan
8)
Mempunyai
variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan, terutama untuk
proses yang kompleks dan bertahap.
9)
Menghemat tenaga
dan waktu karena dapat dipakai berulang-ulang.
10)
Sepenuhnya
dibawah kontrol guru.
11)
Dapat dipakai
sebagai petunjuk sistematika penyajian guru, dan apabila menggunakan bingkai,
catatan-catatan tambahan untuk mengingatkan si guru dapat dibuat diatasnya.
12)
Dapat
menstimulasi efek gerak yang sederhana dan warna pada proyeksinya dengan
menambahkan alat penyajian tertentu.
Sekalipun banyak
kelebihan, media transparansi, memiliki beberapa keterbatasan/kelemahan antara
lain:
1)
Transparansi
memerlukan peralatan khusus untuk memproyeksikan (OHP) sedang OHP itu sendiri
kadang-kadang sulit dicari suku cadangnya ditempat-tempat tertentu.
2)
Transparansi
memerlukan waktu,usaha dan persiapan yang baik, lebih-lebih kalau menggunakan
teknik penyajian yang kompleks.
3)
Karena lepas,
transparasi menurut cara kerja yang sistematis dalam penyajiannya. Bila tidak
penyajian bisa kacau.
4)
Jika teknik
pemanfaatan serta potensinya kurang dikuasai ada kecenderungan OHP dipakai
sebagai pengganti papan tulis dan siswa cenderung bersikap pasif.
Proyektor tak tembus pandang adalah alat untuk
memproyeksikan bahan bukan transparan, tetapi bahan-bahan tidak tembus pandang
(opaque). Benda-benda terrsebut adalah benda datar, tiga dimensi seperti mata
uang, model, serta warna dan anyaman dapat diproyeksikan.
Kelebihan
proyektor tak tembus pandang sebagai media pendidikan ialah bahan cetak pada
buku, majalah, foto, grafis, bagan, diagram, atau peta dapat diproyeksikan
secara langsung tanpa dipindahkan kedalam transparan terlebih dahulu. Jadi
benda tersebut sangat memudahkan kita. Selain itu, kelebihan proyektor tak
tembus pandang adalah:
1)
Dapat digunakan
untuk hampir semua bidang studi yang ada di kurikulum
2)
Dapat
memperbesar benda kecil menjadi sebesar papan, sehingga bahan yang semula hanya
untuk individu jadi untuk seluruh kelas
Kelemahannya
ialah, bahwa proyektor tembus pandang tidak seperti OHP, harus digunaka diruang
yang gelap.
e.
Mikrofis
Mikrofis
atau microfiche ialah lembaran film transparan terdiri dari lambang-lambang
visual (grafis maupun verbal) yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tak
dapat dibaca dengan mata telanjang. Ukurannya ada beberapa macam, bisa 3 x 5
inci, 6 x 8 inci, atau 4 x 6 inci.
Secara
umum, mikrofis termasuk kelompok media bentuk kecil. Secara fisik gulungan
microform tersebut dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu menggunakan film 16 mm
atau 35 mm, dalam bentuk kaset atau terbuka dan yang berbentuk lembaran yaitu
yang kita kenal dengan mikrofis.
Keuntungan
terbesar dari alat ini ialah dapat menghemat ruangan. Halaman cetak yang besar
dapat diringkas dalam bentuk film yang baik dengan perbandingan 1:12 yang
selanjutnya bisa dikembalikan lagi kebentuk semula dengan memproyeksikan ke
layar.
Misalnya
microcard sebagai salah satu variasi mikrofis dapat meringkas 50 halaman buku
biasa kedalam satu lembar kartu ukuran 3 inci x 5 inci. Dengan microcard reader
yang khusus kartu tersebut dapat dibaca dengan jelas. Keuntungan mikrofis yang
lain ialah:
1)
Mudah dikopi
cetak, dan di duplikasi dengan biaya yang relative murah
2)
Bisa
diproyeksikan ke layar lebar
3)
Karena dalam
bentuk lembaran, ringkas, hemat tempat, dan praktis untuk dikirim
4)
Informasi
kepustakaan yang terletak dibagian atas lembaran mudah untuk diidentifikasi.
Kelemahan
mikrofis yang perlu diperhatikan adalah:
1)
Pembuatan
masternya mahal.
2)
Mudah hilang
3)
Bila telah
banyak, sulit memfilenya sehingga mudah salah masuk filing.
f.
Film
Film merupakan media yang amat besar
kemampuannya dalam meembantu proses, belaja mengajar. Ada tiga macam ukuran
film yaitu 8 mm, 16 mm, dan 35 mm. Jenis
pertama biasanya untuk keluarga, tipe 16 mmtepat untuk di pakai di sekolah
sedang yang terakhir biasanya untuk komersial. Film 8 mm karena gambarnya yang
kecil bisa dipakai untuk sekelompok anak kecil atau secara perseorangan. Bentuk
yang lama biasanya bisu. Suara disiapkan tersendiri dalam rekaman yang
terpisah. Sebuah film terdiri dari ribuan gambar. Kecepatan putar film yang 16
mm, yang bisua adalah 16 gambar per detik, yang bersuara 24 gambar per detik.
Tiap reel film 16 mm yang standar, panjangnya lebih kurang 400 kaki dan terdiri
dari kurang lebih 1600 gambar.karena kecepatan putar film suara tiap detiknya
24 gambar ( 36 kaki per menit), lama putar seluruh reel bersuara adalah 10 – 11
menit, sedang untuk yang bisu lebih kurang 15 menit.
Sebagai
suatu medis, film memiliki keunggulan – keungggulan berikut ini.
1)
Film merupakan
suatu denominator belajar yang umum.
Baik anak yang cerdas maupun yang lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang
sama. Keterampilan membaca atau penguasaan bahasa yang kurang, bisa diatasi
dengan menggunakan film.
2)
Film sangat
bagus untuk menerangkan suatu proses. Gerakan – gerakan lambat dan pengunggulan
– pengunggulan akan memperjelas uraian dan ilustrasi.
3)
Film dapat
menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian – kejadian
sejarah yang lampau.
4)
Film dapat
mengembara dengan lincahnya dari satu Negara ke Negara yang lain, horizon
menjadi amat lebar, dunia luar dapat dibawa masuk kelas.
5)
Film dapat
menyajikan baik teori maupun praktik dari yang bersifat umum ke khusus atau
sebaliknya.
6)
Film dapat
mendatangkan seorang ahli dan memperdengarkan suaranya di kelas.
7)
Film dapat
menggunakan teknik – teknik seperti warna, gerak, lambat, animasi, dan
sebagainnya untuk menampilkan butir – butir tertentu.
8)
Film memikat
perhatian anak.
9)
Film lebih
realistis, dapat diulang – ulang, dihentikan, dan sebagainya, sesuai dengan
kebutuhan. Hal – hal yang abstrak menjadi jelas.
10)
Film bisa
mengatasi keterbatasan daya indera kita ( pengelihatan )
11)
Film dapat
merangsang atau memotovasi kegiatan anak – anak.
Sekalipun banyak kelebihannya, film
memiliki kelemahan antara lain harga / biaya produksi relatif mahal, film tak dapat mencapai semua
tujuan pembelajaran, penggunaannya perlu ruang gerak.
g.
Televisi (TV)
Selain film,
televisi adalah media yang menyampaikan pesan – pesan pembelajaran secara audio
– visual dengan disertai unsur gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima
pesannya, televisi tergolong kedalam media massa. Sebagai media pendidikan,
televise mempunyai kelebihan – kelebihan sebagai berikut.
1)
TV dapat
menerima, menggunakan dan merubah atau membatasi semua bentuk media yang lain,
menyesuaikannya dengan tujuan – tujuan yang akan dicapai;
2)
TV marupakan
medium yang menarik, modern dan slalu siap diterima oleh anak – anak karena mereka memganalnya sebagai bagian dari
kehidupan luar sekolah mereka;
3)
TV dapat memikat
perhatian sepenuhnya dari penoonton, seperti halnya film, TV menyajikan
informasi visual dan lisan secara simultan;
4)
TV mampunyai
realitas dari film tapi juga mempunyai kelebihan yang lain yaitu immediacy ( objek yang baru saja
ditangkap kamera dapat segera dipertontonkan);
5)
Sifatnya
langsung dan nyata. Dengan TV siswa tau kejadian – kejadian mutakhir, mereka
bisa mengadakan kontak dengan orang – orang besar atau terkenal dalam
bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbiicara;
6)
Horizon kelas
dapat diperlebar dengan TV. Batas ruang dan waktu dapat dibatasi;
7)
Hampir setiap mata pelajaran bisa di TV-kan;
8)
TV dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru
dalam hal mengajar;
Beberapa kelemahan
atau keterbatasan TV antara lain :
1)
Harga pesawat TV relatif murah;
2)
Sifat komunikasinya hanya satu arah;
3)
Jika akan dimanfaatkan dikelas jadwal siaran dan jadwal
pelajaran sekolah sering kali sulit disesuaikan;
4)
Program diluar kontrol guru;
5)
Besarnya gambar dilayar relatif kecil dibanding dengan
film, sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.
Selain sebagai media masa, kita mengenal adanya program
Televisi Siaran Terbatas (TVST) atau Closed
Circuit Television. Pada TVST sebagai suatu sistem distribusi TV alat
pengirim dan alat penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel. Hubungan itu
bisa antara sebuah kamera dan alat penerima diruangan yang sama; bisa pula
beberapa kelas dihubungkan dengan satu sumber ruang yang sama; bisa pula
beberapa kelas dihubungkan dengan satu sumber yang sama; sehingga penonton
serentak dapata mengikuti program yang disiarkan.
Kelebihan TVST sebagai media pendidikan adalah:
1)
Dapat dikontro oleh guru. Guru tahu persis apa yang
dibutuhkan siswanya, karena itu relevansinya bisa dijamin jadwal dan bahkan
buku pegangan bisa disesuaikan/dimasukkan dalam program;
2)
Dapat memanfaatkan sumber-sumber daerah dan kepentingan
daerah;
3)
Memberi kesempatan yang sama kepada murid-murid sekolah
didaerah lingkup TVST bersangkutan. Kekurangan sarana, fasilitas dan guru-guru
yang baik dapat diatasi dengan penampilan guru-guru ahli di TVST;
4)
Membuat guru menjadi bagian dari suatu tim belajar
mengajar. Jika dia merasa diikut sertakan dalam mempersiapkan program sejak
semula pastilah dia menanggapi program TVST secara positif.siaran TV pusat
seringkali mengabaikan kondisi masing-masing kelas;
5)
Membantu mengatasi problem kekurangan guru yang bermutu;
6)
Dapat melatih guru meningkatkan kemampuan profesi, metode
serta teknik mengajarnya.
i.
Video
Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak,
semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa
bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif ( seperti
misalnya ceritera), bisa bersifat informatif edukatif maupun intruksional.
Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa
video akan menggantikan kedudukan film. Masing-masing mempunyai kelebihan dan
keterbatasannya. Kelebihan video antara lain:
1)
Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang
singkat dari ransangan luar lainnya;
2)
Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton
dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli/ spesialis;
3)
Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam
sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada
penyajiannya;
4)
Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang;
5)
Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang
bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau;
6)
Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan
bila akan disisipi komentar yang akan didengar;
7)
Gambar proyeksi bisa di-“beku”-kan untuk diamati dengan
seksama. Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar
tersebut; kontrol sepenuhnya ditangan guru; dan
8)
Ruang tak perlu digelapkan waktu menyalakannya.
Hal-hal yang negatif yang perlu diperhtikan sehubungan
dengan penggunaan alat perekam pita video dalam proses belajar mengajar adalah
:
1)
Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka
jarang dipraktikan;
2)
Sifat
komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk
umpan balik lainnya;
3)
Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan
secara sempurna; dan
4)
Mememrlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
j.
Permainan dan simulasi
Apayang disebut
dengan permainan (games) adalah setiap kontes antara para pemain yang
berinteraksi satu sama lain dengan mengikutib aturan-aturan tertentu untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu pula.
Setiap permainan harus mempunyai empat komponen utama,
yaitu:
1)
Adanya pemain;
2)
Adanya lingkungan dimana para pemain berinteraksi;
3)
Adanya aturan-aturan main; dan
4)
Adanya tujuan tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Simulasi permainan, ada lagi istilah simulasi dan
permainan peran (role playing) dan
permainan-simulasi. Keempat istilah tersebut berbeda satu sama lain. Simulasi
adalah suatu model hasil penyederhanaan suatu realitas. Selain harus
mencerminkan situasi yang sebenarnya, simulasi harus bersifat operasional.
Artinya simulasi menggambarkan proses yang sedang berlangsung. Maket sebuah
bangunan adalah model dari bangunan yang sebenarnya tapi bukan simulasi karena
tidak untuk menggambarkan proses.
Simulasi dapat bersifat fisik (misalnya simulasi ruangan
pengemudi pesawat terbang), verbal (misalnya simulasi untuk pelajaran membaca
permulaan) ataupun matematis (untuk mengajarkan sistem ekonomi).
Permainan simulasi menggabungkan unsur-unsur permainan
dan simulasi yaitu adanya setting,
permainan, aturan, tujuan, dan penyajian model situasi sebenarnya. Permainan
peran ( role playing) berbeda dari yang lain karena memiliki ketiga
komponen yaitu :
1)
Adanya skenario atau lingkungan tempat terjadinya
tindakan-tindakan;
2)
Adanya sejumlah peran dengan berbagai karakter yang harus
dibawakan;
3)
Adanya masalah yang harus dipecahkan oleh
pemegang-pemegang peran tersebut.
Sekalipun
berbeda-beda, semuanya dapat dikelompokan kedalam satu istilah yaitu permainan.
Berdasarkan
aturannya,permainan dapat dibedakan menjadi dua yaitu permainan yang aturannya
ketat (misalkan catur) dan aturannya luwes (misalnya permainan peran). Atas
dasar sifatnya, permainan dibedakan atas permainan yang kompetitifdan yang non
kompetitf. Permainan yang kompetitif mempunyai tujuan yang jelas dan pemenang
dapat diketahui secara cepat. Sebaliknya permainan yang non kompetitif tidak
mempunyai pemenang sama sekali karena pada hakikatnya permainan kompetisi
dengan system permainan itu sendiri.
Sebagai
media pendidikan, permainan mempunyai beberapa kelebihan berikut ini.
1)
Permainan adalah
sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan dan sesuatu yang menghibur. Permainan
menjadi menarik sebab didalamnya ada unsur kompetisi, ada keragu-raguan karena
kita tak tahu sebelumnya siapa yang akan menang dan kalah.
2)
Permainan
memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. Seperti kita
ketahui, belajar yang baik adalah belajar yang aktif. Permainan mempunyai
kemampuan untuk melibatkan siswa dalam proses belajar secara aktif. Dalam
kegiatan belajar yang menggunakan permainan, peranan guru atau tutor tidak
kelihatan tetapi interaksi antar siswa menjadi lebih menonjol. Disini setiap
siswa belajar menjadi sumber belajar bagi sesamanya. Seringkali masalah-masalah
yang mereka hadapi meraka pecahkan sendiri terlabih dahulu. Bila mereka tidak
bisa baru menanyakan kepada guru. Karena interaksi seperti ini meraka jadi
menngetahui kekuata masing-masing dan dapat memanfaatkannya. Guru dapat
benar-benar berperan sebagai fasilitator proses belajar di kelompok belajar.
3)
Permainan dapat
memberika umpan balik langsung. Umpan balik yang secepatnya atas apa yang kita
lakukan akan memungkinkan proses belajar jadi lebih efektif. Umpan balik
tersebut akan memberitahukan apakah yang kita lakukan tersebut benar, salah,
meguntungkan atau merugikan. Bila memberikan hasil positif tindakan tersebut
bisa dilakukan namun bila hasilnya negative tentu saja patut dihindari. Setiap
siswa belajar tidak hanya dari pegalamannya sendiri tetapi juga dari
pengalamannya orang lain.
4)
Permainan
memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran kedalam siuasi dan
peranan yang sebenarnya di masyarakat. Keterampilan yang dipelajari lewat permainan
jauh lebih mudah untuk diterapkan diterapkan dikehidupan nyata sehari-hari dari
pada keterampilan-keterampilan yang diperoleh lewat penyampaian pelajaran
secara biasa. Hal ini disebabkan oleh uraian di bawah ini:
a)
Permainan
memberi kesempatan pada siswa untuk mempraktikkan tingkah laku yang nyata,
tidak hanya mendiskusikannya.
b)
Tidak sulitnya
megkaitkan permainan ke situasi setempat membuat pengalihan dari apa yang
dipraktekan ke kehidupan nyata lebih mudah.
c)
Permainan
bersifat luwes. Salah satu sifat permainan yang menonjol adalah keluwesannya.
Peermainan dapat dipakai untuk berbagai tujuan pendidikan dengan mengubah
sedikit demi sedikit alat, aturan maupun persoalannya. Permainan dapat dipakai
untuk:
·
Mempraktikan
keterampilan membaca dan berhitung sederhana. Tujuan pemberantasan buta aksara
dan buta angka untuk orang dewasa atau pelajaran membaca, menulis, permulaan
serta matematika adalah yang paling lazim dikitkan dengan permainan.
·
Mengajarkan
system sosial dan ekonomi. Dengan permainan, siswa dapat dilatih berbagai
kemampuan membuat keputusan seperti merencanakan, mengorganisasikan informasi
dan sebagainya.
·
Membantu siswa
belajar meningkatkan kemampuan komunikatifnya: memahami pendapat orang lain,
memimpin diskusi kelompok yang efektif dan sebagainya.
·
Membantu siswa
yang sulit belajar dengan metode tradisional. Keluwesan tersebut berarti dapat
mengadaptasikan permainan ke kondisi-kondisi khusus yang ada.
d)
Permainan dapat
dengan mudah dibuat dan diperbanyak. Membuat permainan yang baik tidak memerlukan
seorang ahli. Guru ataupun siswa sendiri dapat membuatnya. Bahan-bahannya pun
tidak perlu mahal. Bahan-bahan bekas pun dapat dipakai. Bahkan banyak permainan
yang tidak memerlukan peralatan sama sekali. Mahalnya bahan atau biaya membuat
permainan bukanlah ukuran baik jeleknya suatu permainan.
Sebagaimana
halnya media-media yang lain, permainan dan simulasi mempunyai kelemahan atau
keterbatasan yang patut untuk dipertimbangkan antara lain:
1)
Karena asyik,
atau karena belum mengenai aturan/teknis pelaksanaan
2)
Dalam
mensimulasikan situasi sosial permainan cenderung terlalu menyederhanakan
konteks sosialnya sehingga tidak mustahil siswa justru memperoleh kesan yang
salah
3)
Kebanyakan
permainan hanya melibatkan beberapa orang siswa saja padahal keterlibatan seluruh
siswa amatlah penting agar proses belajar bisa lebih efektif dan efisien.
2.3
Karakteristik
Media Pembelajaran Menurut Gerlach dan Ely
Gerlach dan Ely
mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan
media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak
mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri
media pembelajaran tersebut adalah:
1.
Ciri fiksatif
Yaitu yang
menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek;
2.
Ciri manipulative
Yaitu kamampuan
media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi
masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya proses larva menjadi
kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu yang
lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapse recording). Atau
sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar
diperoleh urut-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut;
3.
Ciri distributif,
Yang
menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui
ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa,
di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai
kejadian tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Penarapan Media
Media
pembelajaran merupakan alat bantu pada kegiatan pembelajaran, sehingga proses
belajar mengajar tersebut akan lebih maksimal. Media pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran, dapat mempengaruhi efektivitas pada
kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.
Pemanfaatan
media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapatkan perhatian guru sebagai
fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, tiap-tiap
pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Karakteristik
merupakan suatu sifat yang khas yang melekat pada seseorang atau objek. Jadi,
karakteristik media pembelajaran adalah suatu sifat yang melekat pada media
pembelajaran yang berupa alat bantu untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.
Pada
kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan,
diantaranya terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar bagi guru
sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis media yang tepat,
ketiadaan biaya yang sebagian di keluhkan, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya
tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan dan
keterampilan mengenai media pembelajaran.
3.2
Karakteristik
Media dan Penempatannya pada Kegiatan Pembelajaran
1. Media
Grafis
a. Gambar/foto
Pada jenjang pendidikan dasar kelas
IV pada materi bilangan digunakan media grafis dengan jenis
gambar/foto,dikarenakan karakteristik gambar bersifat konkret dan mudah
dipahami.
b. Sketsa
Pada jenjang pendidikan dasar kelas
V pada materi bangun ruang digunakan media grafis dengan jenis
sketsa,dikarenakan jenis sketsa ini dapat menjelaskan secara real tentang
bagian-bagian dari bangun ruang tersebut sehingga siswa lebih memahaminya.
c. Diagram
Pada jenjang pendidikan dasar kelas
VI pada materi pengolahan data digunakan media grafis dengan jenis
diagram,dikarenakan jenis diagram dapat memudahkan siswa dalam membaca data.
d. Bagan
Pada jenjang pendidikan dasar kelas
IV pada materi KPK dan FPB digunakan media grafis dengan jenis
bagan,dikarenakan selain dapat dimengerti siswa sederhana tidak rumit.
e. Grafik
Pada jenjang pendidikan dasar kelas
VI pada materi sekala perbandingan digunakan media grafis dengan jenis
grafik,dikarenakan lebih mudah untuk menganalisis data yang
disajikan,jelas,menarik dan ringkas.
f. Kartun
Pada jenjang pendidikan dasar kelas
IV pada materi pecahan digunakan media grafis dengan jenis kartun,dikarenakan
dapat menyampaikan materi secara cepat dan ringkas.
g. Poster
Pada jenjang pendidikan dasar kelas
V pada materi operasi hitung bilangan bulat digunakan media grafis dengan jenis
poster,dikarenakan jenis poster ini dapat menyampaikan materi secara jelas dan
sederhana.
h. Peta
dan Gelobe
Pada jenjang pendidikan dasar kelas
VI pada materi skala dan perbandingan digunakan media grafis dengan jenis peta
dan gelobe,dikarenakan dapat menggambarkan permukaan bumi,data-data pengukuran
tentang ukuran luas daerah.
i.
Papan planel
Pada jenjang pendidikan dasar kelas
VI pada materi bangun ruang digunakan media grafis dengan jenis papan
planel,dikarenakan penyajiannya dan membuat sajian materi lebih efesien.
j.
Papan buletin
Pada jenjang pendidikan dasar kelas
VI pada materi bangun ruang digunakan media grafis dengan jenis papan buletin,
dikarenakan penyajiannya dan membuat sajian materi lebih efesien.
2. Media
Audio
a. Radio
Pada jenjang pendidikan menengah
pertama kelas VII pada materi aljabar tentang persamaan linear, digunakan media
audio dengan jenis radio, dikarenakan penyajiannya dan membuat sajian materi
lebih praktis.
b. Alat
Perekam Pita Magnetik
Pada jenjang pendidikan menengah
atas kelas X pada materi logika matematika, digunakan media audio dengan jenis
alat perekam pita magnetik, dikarenakan penyajiannya dan membuat sajian materi
lebih praktis.
c. Laboratorium
Jenis ini sering sekali dipakai
pada semua jenjang pendidikan, karena pada laboratorium memuat berbagai macam
media sesuai materi yang digunakan.
3. Media
Proyeksi Diam
a. Film
bingkai
Pada jenis film bingkai, dapat
digunakan pada berbagai materi pelajaran pada setiap jenjang pendididkan. Namun
film bingkai kini sudah sangat jarang sekali ditemui.
b. Film
Rangkai
Pada jenis film rangkai, dapat
digunakan pada berbagai materi pelajaran pada setiap jenjang pendididkan. Namun
film bingkai kini sudah sangat jarang sekali ditemui.
c. Media
Transparasi
Pada jenis media ini, dapat digunakan
pada berbagai materi pelajaran pada jenjang menengah atas. Namun media
transparasi kini sudah sangat jarang sekali ditemui, seiring berkembangnya
zaman.
d. Proyektor
Tak Tembus Pandang
Pada jenis ini, dapat digunakan
pada berbagai materi tertentu yang menggunakan benda yang tidak transparan
contohnya uang logam dll.
e. Microfis
Pada jenis ini, dapat digunakan
pada berbagai materi pelajaran pada setiap jenjang pendididkan. Namun
microfis kini sudah sangat jarang sekali
ditemui seiring berkembangnya zaman.
f. Film
Pada jenis film, dapat digunakan
pada berbagai materi pelajaran pada setiap jenjang pendididkan, karena film
dapat memikat perhatian peserta didik, sehingga apa yang disampaikan mudah
dipahami.
g. Film
gelang
Pada jenis film gelang, dapat
digunakan pada berbagai materi pelajaran pada setiap jenjang pendididkan.
h. Televisi
Pada jenis ini, dapat digunakan
pada berbagai materi pelajaran pada setiap jenjang pendididkan, karena sifatnya
langsung dan nyata.
i.
Video
Pada jenis ini, dapat digunakan
pada berbagai materi pelajaran pada setiap jenjang pendididkan, karena dapat
menarik perhatian siswa dan dapat mengefektifkan waktu, sehingga waktu yang
digunakan lebih efektif dan efisien.
j.
Permainan dan
simulasi
Pada jenis permainan dan simulasi,
dapat digunakan pada berbagai materi pelajaran pada jenjang pendidikan dasar
karena jenis ini dapat menarik perhatian siswa agar siswa tidak merasa jenuh
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi
yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif
dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapaitujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar
melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala
sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Secara
etimologis, istilah karakteristik tafsir merupakan susunan dua kata yang
terdiri dari kata; karakteristik dan tafsir. Istilah karakteristik diambil dari
bahasa Inggris yakni characteristic, yang artinya mengandung sifat
khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu. Dalam kamus lengkap
psikologi karya Chaplin, dijelaskan bahwa karakteristik merupakan sinonim dari
kata karakter, watak, dan sifat yang memiliki pengertian di antaranya:
1.
Suatu kualitas
atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal yang dapat dijadikan cirri untuk
mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek, suatu kejadian.
2.
Intergrasi atau
sintese dari sifat-sifat individual dalam bentuk suatu untas atau kesatuan.
3.
Kepribadian
seeorang, dipertimbangkan dari titik pandangan etis atau moral.
Media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya (Briggs, 1977). Kemudian menurut National
Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras.
B.
Saran
Menurut kami pihak sekolah harus lebih meperhatikan sarana
dan prasarana sekolah,apalagi mengenai media pembelajaran yang ada karena
dengan media pembelajaran akan memudahkan siswa untuk memahami materi-materi
pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda